Rabu, 10 September 2008

Serba serbi seputar Buang Air Besar (BAB) pada Bayi ASI

Ditulis oleh Luluk Lely Soraya I @ Desember 2007
Seribu pertanyaan yang timbul mengenai Buang Air Besar (BAB) pada bayi. Terutama bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tak jarang pertanyaan ataupun asumsi yang beredar seputar BAB pada bayi ASI membuat kita menjadi ragu ataupun bingung untuk terus memberikan ASI eksklusif kepada bayi baru lahir. Satu hal yang pasti adalah pola dan karakterisik BAB pada bayi ASI eksklusif memang berbeda dengan bayi susu formula ataupun bayi yang mendapatkan campuran ASI-susu formula. Agar kita tidak kebingungan ataupun ragu, yuk kita cari tahu bagaimana sebetulnya pola BAB & karakterisik tinja pada bayi ASI serta hal-hal seputar BAB pada bayi.
Hari-hari pertama pasca kelahiran
Dua puluh empat jam pertama setelah bayi lahir, ia akan mengeluarkan tinja berwarna gelap kehitaman, agak mengkilat, lengket dan tidak berbau. Tinja ini dinamakan mekonium. Mekonium ini merupakan sisa absorpsi dari ketuban selama bayi berada dalam rahim ibu. Begitu bayi mendapatkan ASI, mekonium akan dikeluarkan dari tubuh bayi. Kemudian dengan semakin seringnya mendapatkan ASI, tinja bayi akan berubah kekuningan dan kadang berbentuk seperti biji (seedy). Warna dari tinja bayi pun berubah dari kuning ataupun kuning kehijauan. Dan hal ini normal sekali terjadi. Tinja bayi ASI juga nyaris tidak berbau. Konsistensi (bentuk) dari tinja bayi juga terkadang berbentuk seperti bubur ataupun vla. Terkadang juga mirip seperti mustard atau selai kacang. Sesekali tampak juga bentuk seperti biji-bijian pada tinja bayi. Hal ini normal sekali terjadi.
Untuk lebih mudahnya, kita perhatikan tabel berikut mengenai pola buang air kecil (BAK) dan karakteristik tinja pada bayi baru lahir. Perhatikan bahwa tabel berikut hanya berlaku untuk bayi baru lahir cukup bulan. Bayi prematur biasanya memiliki tabel yang berbeda.
Usia Bayi Jumlah Minimum BAK Bentuk & Warna BAB
Hari 1 (lahir) 1 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-2 2 Kental, hitam, lengket, spt aspal
Hari ke-3 3 Kuning kehijauan
Hari ke-4 (saat ASI dibuat banyak) 5-6 Kuning kehijauan
Hari ke-5 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-6 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Hari ke-7 5-6 Kuning kental, terlihat “berbiji”
Awalnya disangka “diare”
Seiring bertambahnya usia, bayi baru lahir memiliki pola BAB yang bervariasi. Umumnya bayi akan buang air besar kurang lebih 2-5 kali sehari hingga ia berusia sekitar 6-8 minggu. Tinjanya akan berbentuk sama seperti sebelumnya, cair lunak seperti bubur. Warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kuning kehijauan. Karena bayi terkesan sering BAB, maka tak jarang banyak ayah atau ibu yang khawatir bayinya diare. Bahkan beberapa bayi ASI akan BAB setiap kali selesai menyusu. Apalagi pola ini tidak ditemukan pada bayi yang mendapatkan susu formula ataupun campuran susu formula-ASI. Hal ini juga yang membuat banyak orangtua ragu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena takut bayinya terkena “diare”. Tapi benarkah demikian ?! Mengapa ASI membuat bayi di usia ini sering BAB ?
Tahukah kita bahwa kondisi tersebut diatas normal sekali terjadi. Dan bukanlah pertanda bayi mengalami diare. Salah satu manfaat ASI dari ribuan manfaat lainnya adalah ASI akan berfungsi sebagai laksatif atau obat urus-urus. Di awal bayi baru lahir hingga usia bayi 6-7 minggu, ASI akan membersihkan sistem pencernaan bayi saat ia masih di dalam rahim ibu. Kemudian ASI akan melapisi sel-sel usus halus yang masih terbuka dengan antibodi dari ASI, sehingga terlindung dari resiko alergi dan gangguan pencernaan. Tidak hanya itu saat bayi BAB, maka bilirubin yang tidak terpakai dalam tubuh akan dibuang melalui tinja. Ini berarti fungsi hati yang masih belum sempurna akan terbantu dengan baik dan resiko kuning pada bayi akan terminimalisir. Inilah mengapa bayi ASI akan sering BAB. Agar ibu tidak bingung, ibu juga perlu memahami bagaimana tanda diare pada bayi.
Kok jadi susah BAB ?
Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami sembelit (konstipasi).
Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi). Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.
Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.
Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.
Yuk kenali warna-warni tinja bayi ASI
Bukan hanya pola BAB dari bayi ASI yang dipertanyakan. Warna dari tinja bayi yang berwarna warni seringkali juga membingungkan dan membuat banyak ayah ibu ragu dan khawatir akan bayinya. Agar tidak tersesat di jalan, mari kita kenali bersama warna dari tinja bayi ASI.
1. Hitam lengket dan seperti aspal. Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB pertama bayi baru lahir.
2. Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti bubur. Kadang seperti berbiji. Begitu ASI matang keluar (ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke-4 pasca bayi lahir), maka tinja bayi akan berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh bilirubin yang tak terpakai.
3. Kuning dan sedikit warna merah darah. Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm. Perhatikan apakah puting payudara mengalami lecet atau anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit. Apabila selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja, maka konsultasikan pada dokter.
4. Tinja berwarna hitam dan keras padat diiringi sembelit.
Umumnya disebabkan pemberian suplemen zat besi yang jelas tidak diperlukan oleh bayi ASI. Zat besi dalam ASI lebih mudah diserap oleh tubuh dan jumlahnya cukup untuk bayi. Sehingga pemberian suplemen zat besi tidak dibutuhkan untuk bayi ASI.
5. Kehijauan. Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu konsumsi. Dapat juga disebabkan oleh asupan ASI yang tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan asupan ASI awal (foremilk) daripada ASI akhir (hindmilk). Terutama jika tinja bayi sering sekali berwarna hijau. Karena itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi selesai menyusu ataupun payudara terasa kosong.
Dengan memahami pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi, berbagai keraguan dan ketakutan yang ada dalam pemberian ASI eksklusif dapat kita hindari dan ibu menjadi tenang. Semakin ibu tenang dalam memberikan ASI eksklusif, semakin lancar juga hormon oksitosin bekerja untuk memproduksi ASI. Gimana ?! Gak ragu lagi kan ?!
Selamat menyusui !
(Luluk Lely Soraya I adalah seorang Ibu dari seorang putri, Konselor Laktasi dan Pemerhati ASI & kesehatan keluarga KLASI Yayasan Orangtua PedulI, Narasumber ASI & menyusui rubrik OASE di RAS FM 95.5)


Kenali yuk gimana ASI dibuat !

Mungkin belum banyak yg tau bahwa mengosongkan ASI dari payudara sama saja spt menguras sungai mengalir. Sesuatu yg mustahil dilakukan. Karena ASI akan terus mengalir sementara ASI itu sendiri dikeluarkan. Nah supaya ibu menyusui lebih yakin atau percaya diri atau PEDE dg ASInya, yuk kita cari tahu gimana caranya ASI dibuat !


Diterjemahkan bebas dari artikel “Frequently Asked Questions
about Milk Production” oleh Luluk Lely Soraya I, Agustus 2006.
(http://www.kellymom.com/bf/supply/milkproduction-faq.html)

Tahukah kita bahwa ASI di awal menyusui
dibuat berlimpah ?!

Di hari-hari pertama pasca melahirkan, ASI mulai dibuat oleh organ produksi ASI. Di hari-hari pertama tsb, produksi ASI tsb tidak ditentukan dari berapa banyak ASI yg dikeluarkan. Setelah beberapa hari kemudian, produksi ASI amat ditentukan dari berapa banyak ASI yg dikeluarkan (baik dg cara disusui atau dipompa). Organ produksi ASI akan mulai mengurangi produksi ASI hingga jumlah sesuai dg kebutuhan bayi (banyaknya ASI yg dikeluarkan).

Di minggu-minggu pertama, umumnya ibu akan memproduksi ASI lebih dari kapasitas yg dibutuhkan bayi (terutama jika ibu menyusui dg baik). Di masa tsb banyak ibu merasakan rembesan ASI dan atau payudara terasa penuh atau bengkak. Kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Pada masa tsb organ produksi ASI ibu sedang dalam proses penyesuaian thd jumlah ASI yg dibutuhkan bayi.

Kemudian sekitar mg ke-6 hingga bln ke-3, kadar prolaktin yg tinggi akan mulai berkurang bertahap hingga akhir masa menyusui. Pada masa tsb, payudara terasa tidak penuh, rembesan ASI berkurang, refleks let down (ASI mengalir) mulai tidak terasa, dan ASI yg dipompa/perah berkurang. Hal ini normal terjadi. Bukan berarti produksi ASI berkurang.


Benarkah kandungan ASI berubah tiap menit ?!

Mungkin belum banyak ibu mengerti bahwa
ASI selalu berubah dari waktu ke waktu.
Di menit-menit awal menyusui, ASI kaya akan protein, rendah lemak, cenderung lebih “encer”. ASI ini berfungsi sbg makanan pembuka / penghilang haus. Dinamakan FOREMILK.

Sedangkan di menit2 terakhir ASI kaya akan lemak dan cenderung kental. ASI ini akan mengenyangkan bayi spt makanan utama. ASI ini dinamakan HINDMILK.

Saat menyusui ibu tidak dapat membedakan secara pasti antara foremilk dan hindmilk. Perubahan foremilk-hindmilk berlangsung secara amat perlahan. Menurut Penelitian Grup Peter Hartmann menyatakan bahwa makin kosong payudara, makin tinggi kandungan lemak dalam ASI.

Apakah ASI dibuat sebelum disusui ke bayi atau sesudahnya ?

Satu hal yg pasti bahwa ASI diproduksi setiap saat. Termasuk juga sebelum, selama dan sesudah bayi menyusu. Diantara masa menyusu satu ke lainnya, ASI yg diproduksi akan disimpan dalam payudara ibu. Volume ASI yg disimpan dalam payudara akan lebih banyak jika masa jeda menyusu berikutnya lebih lama. Jumlah ASI yg disimpan dalam payudara relatif bervariasi pd tiap ibu dan TIDAK ditentukan dari ukuran payudara (meski ukuran payudara dapat membatasi kapasitas gudang ASI). Beberapa ibu tidak memiliki ruang simpan yg banyak. Meski demikian ibu yg memiliki gudang ASI sedikit ataupun banyak sama2 menghasilkan ASI yg cukup utk bayi. Ibu yg memilki gudang ASI yg banyak relatif memilki jeda menyusui dengan waktu yg lebih lama dari ibu yg memiliki gudang ASI lebih sedikit.

Apakah ASI akan kosong dari payudara ibu setelah bayi menyusu ?

Banyak orang berpikir bahwa cara kerja ASI sama spt galon air (dispenser air). Begitu isinya kosong, maka ia perlu diisi ulang sebelum bayi menyusu lagi. Ini bukan cara kerja produksi ASI. ASI diproduksi setiap saat. ASI tidak akan pernah habis 100%, meski bayi telah menyusu pada payudara tsb. Penelitian laktasi membuktikan, bayi tidak akan menghabiskan semua stok ASI pada payudara. Jumah ASI yg diminum tergantung dari nafsu makannya. Umumnya volume ASI yg diminum oleh bayi relatif berkisar 75-80% dari 100% stok ASI di payudara. Sederhananya, bayangkan ilustrasi berikut. Mengosongkan ASI dari payudara sama saja spt menguras sungai. Sesuatu yg mustahil dilakukan. Karena ASI akan terus mengalir sementara ASI itu sendiri dikeluarkan.

Riset laktasi juga menunjukkan bahwa makin kosong payudara, makin cepat payudara memproduksi ASI. Makin banyak & sering bayi minum ASI, makin cepat ASI diproduksi. Jadi jangan berpikir menyusui / memompa/ perah spt “minum air dari gelas dg sedotan, begitu diminum akan berkurang dan kosong”. Tapi bayangkan jika kita minum air dari gelas dg menggunakan sedotan. Kemudian di saat yang sama, air dituang secara perlahan ke dalam gelas itu. Makin cepat kita minum, makin cepat juga air dituang dalam gelas tsb. Jadi kira-kira bisakah kita menghabiskan air dalam gelas tsb ? Tentu tidak kan ?! Begitu juga ASI dibuat. ASI tidak akan pernah kering atau kosong dari payudara, meski bayi selesai menyusu. Banyak ibu yg belum mengerti hal ini. Banyak juga ibu yang merasa ASI perlu diisi ulang. Akibatnya sering terjadi ibu menunggu dulu sampai payudaranya terasa penuh baru disusui ke bayinya. Padahal hal ini dapat menyebabkan produksi ASI jadi lambat.

Jadi ayo kita ubah mind set kita ya. Keep PEDE, Keep breastfeeding

Katanya ASI bikin bayi kuat....kok sakit juga ?
Tentu saja bayi ASI bisa jatuh sakit. Karena bayi ASI bukan superman, juga bukan gatotkaca. Ia bisa jatuh sakit, terutama jika kondisi lingkungannya yang tidak higienis dan dilingkupi oleh orang yang sakit. Loh.....kok bisa ?! Katanya ASI bikin anak gak gampang sakit? Berarti sama aja dong dg bayi susu formula? Bingung? Temukan jawabannya yuk!
Ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I @ November 2007

ASI melindungi bayi dari serangan kuman penyakit
Mungkin banyak dari masyarakat kita yang sudah mengetahui bahwa ASI dapat memberikan perlindungan pada bayi dari seranganb berbagai kuman penyakit. Terutama jika ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama . Tidak hanya itu penelitian Horta et al menunjukkan bahwa semakin lama anak mendapatkan ASI, maka semakin kuat sistem imun tubuhnya. Hal ini dikarenakan ASI mengandung berbagai jenis antibodi yang melindungi si kecil dari serangan kuman penyebab infeksi. Antibodi tersebut mulai dari Immunoglobulin A (IgA), IgG, IgM, IgD dan IgE. Antibodi dalam ASI inilah yang hingga saat ini tidak pernah terdapat dalam susu formula jenis apapun. Atas dasar inilah maka badan kesehatan dunia, WHO, menyarankan agar diatas usia 6 bl, ASI terus diberikan berdampingan dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI) hingga ia berusia 2 tahun atau lebih.
Riset menunjukkan juga bahwa hingga sistem imun tubuh anak akan mencapai kematangan atau kekuatannya pada usia 5 tahun atau lebih. Hal inilah yang menyebabkan anak usia <5tahun lebih mudah jatuh sakit. Disinilah peranan ASI. Para ahli laktasi dunia menyatakan bahwa ASI tidak hanya melindungi anak dari kemungkinan berbagai infeksi di beberapa bulan pertama kehidupannya, tetapi juga membantu sistem imun tubuh anak lebih sempurna dan lebih matang. Studi laktasi menunjukkan bahwa kandungan antibodi dalam ASI mampu menginduksi sistem imun tubuh bayi untuk lebih cepat matang dari bayi yang tidak mendapatkan ASI. Hal inilah yang menyebabkan bayi ASI tidak mudah jatuh sakit atau jarang sakit.
Lebih cepat sembuh dengan pemberian ASI
Begitu bayi ASI sakit, seringkali timbul keraguan ataupun mempertanyakan kehebatan ASI. Satu hal yang perlu dimengerti adalah tidak mudah sakit bukan berarti bayi ASI tidak akan pernah sakit. Berbagai kondisi dapat menyebabkan bayi ASI terkesan lebih mudah jatuh sakit. Mulai dari lingkungan yang kurang higienis hingga penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Jika lingkungan di sekitar bayi ASI relatif terjangkit suatu penyakit, maka resiko bayi ASI terpapar dengan kuman penyakit lebih besar. Jadi bukan mustahil ia bisa juga menjadi sakit. Demikian juga jika bayi ASI berada di lingkungan yang relatif tidak rasional dalam pola pengobatan. Sehingga jumlah kuman resisten lebih tinggi dan banyak. Kondisi ini juga memungkinkan bayi ASI terpapar dengan kuman tsb dan sistem imun tubuhnya harus “belajar” mengalahkan kuman tersebut dengan sakitnya.
Pemberian ASI secara signifikan terbukti membantu proses penyembuhan dan pembelajaran sistem imun tubuh anak. Dengan kata lain, jika bayi ASI sakit, ia akan lebih cepat sembuh. Saat bayi sakit, sistem imun tubuhnya berjuang untuk melawan dan mengalahkan kuman penyebab sakit. Antibodi dalam ASI, mulai dari IgA hingga limfosit dan makrofagus akan menjadi armada perang utama yang membantu sistem imun tubuh anak mengalahkan kuman penyakit. Tidak hanya itu, pemberian ASI saat si kecil sakit mengurangi rasa sakit pada anak dan menenangkan anak karena sakitnya. Ini berarti jika bayi anda sakit, jangan ragu untuk terus dan terus memberikan ASI kepadanya. Justru ASI ini lah yang akan menjadi penolong terutama saat ia sakit.
Nah gimana ? Sudah gak ragu lagi dong dengan kehebatan ASI ! Sayang superman ataupun gatotkaca tidak pernah ada. Jika ada, pasti kita akan mendengar cerita bahwa superman dan gatotkaca juga pernah sakit. Mereka juga akan cerita bahwa kekuatan mereka berasal dari ASI yang diberikan oleh ibunya. Wah hebatnya .
(Luluk)



Serba-serbi penyimpanan ASI peras/pompa


Gimana ya cara nyimpen ASI di kulkas ?! Trus kalo gak ada kulkas gimana ?! Artikel ini akan mengupas secara praktis gimana sih cara menyimpan ASI. Selamat menyimpan ASI !

(Dirangkum dari berbagai sumber & ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I, January 2006)
Karakteristik Visual dari ASI dan Aroma ASI

Banyak yang membayangkan bahwa ASI akan tampak seperti susu sapi yg homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapanpun (homogenized). ASI akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama beberapa lama. Lapisan atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah perlahan wadah berisi ASI peras tsb, hingga menjadi larutan homogen kembali.

Tampilan dari ASI berbeda2 tiap waktu sesuai krn kandungannya pun berbeda2 tiap saat. Termasuk juga kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan fluktuatif dari hari ke hari. Bahkan saat ASI yg keluar di menit2 awal akan berbeda warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses pemerahan / pemompaan akan terlihat "lebih encer" dari ASI yang dikeluarkan di menit-menit berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (karena kaya akan protein). Sedangkan ASI yg keluar beberapa menit kemudian akan terlihat lebih kental. Atau disebut juga dg HINDMILK (kaya akan lemak). Warna dari ASI juga bervariasi tergantung dari apa yg ibu konsumsi. Pewarna makanan dalam minuman soda, minuman buah-buahan dan hidangan penutup yang mengandung gelatin diduga membuat warna ASI menjadi pink atau oranye kemerahmudaan. ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang mengkonsumsi minuman kesegaran yang berwarna hijau, rumput laut, atau sayuran berwarna hijau.

ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal ini dapat terjadi jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting ibu lecet dan berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan saran penyembuhan. Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu dapat terus menyusui bayinya. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2 minggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Bagaimana dg aroma atau rasanya ?! Umumnya ASI segar berbau / beraroma manis. Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt sabun dan terkadang bayi tidak mau meminumnya. Hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Krn itu tidak disarankan memanaskan ASI peras/pompa pada suhu tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali. Jika ASI peras berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan buanglah. Intinya selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dg tatacara penyimpanan yg benar maka ASI tidak akan basi.

Wadah penyimpanan ASI

Pertanyaan yg sering diajukan para ibu, terutama ibu bekerja adalah apakah butuh wadah khusus ? Tidak ada aturan khusus harus menggunakan botol atau wadah khusus. Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca, wadah yg punya tutup dan berwarna bening, dan wadah yg punya tutup dan berwarna. Dan tentu saja selalu dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.

ASI peras/pompa sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup utk sekali minum + 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASI juga dapat disimpan dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu disarankan, karena mudah bocor dan ASI akan terbuang.
Jangan lupa utk memberikan label di tiap wadah penyimpanan ASI. ASI yg lebih awal disimpan, harus lebih dulu dibeirkan. First In, First Out. Beri laberl tanggal ASI diperah/dipompa agar memudahkan ibu.

Tatacara Penyimpanan ASI

Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, memiliki kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :

Suhu ruang (19-27C) sekitar 4-10 jam
Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0-4C sekitar 2-3 hari
Freezer pd kulkas berpintu satu (suhu variatif < 4 C) : 2 minggu
Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif < 4 C) : 3-4 bulan
Freezer khusus / freezer utk es krim ( -19C) : 6 bulan atau lebih

Interval waktu tsb amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan.

Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan pertumbuhan & perkembangan anak. Krnnya jika ibu memilki ASI peras berlebih tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.

Jika tidak ada lemari pendingin

Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan bagi ibu utk menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu bepergian jauh dr bayi utk waktu lama tidak ditemukan kulkas, maka ibu dapat menyimpan botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi es batu tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada juga cooler khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.

Tips memberikan ASI peras/pompa ke bayi

Berikut tips singkat utk membeirkan ASI yg telah disimpan bagi si kecil :

Untuk ASI yg dibekukan (dari freezer), amat disarankan agar ASI dicairkan terlebih dahulu kulkas bawah. Dan bukan di suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah berisi ASI pada keran air hangat atau rendamlah wadah berisi ASI dlm wadah lebih besar berisi air hangat.
JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN merebus ASI. Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti infeksi / zat imun !
JANGAN menggunakan microwave utk menghangatkan ASI.
Kocoklah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.
Berikan dg sendok, pipet, dsb. Untuk bayi < 4 bl disarankan utk tidak menggunakan
dot, karena adanya resiko bingung puting
ASI yg tersisa jika ingin disimpan kembali di refrigerator sebaiknya digunakan < 24 jam.
Meski hal ini tidak direkomendasikan. Karena itu simpanlah ASI dalam jumlah yg cukup
(sekali minum) agar cairan emas tsb tdk terbuang.

Dg mengetahui cara menyimpan ASI dan karakteristiknya, semoga makin hari makin banyak ibu yg tidak ragu ataupun segan memberikan ASI eksklusif. Meski ibu bekerja ataupun bepergian jauh. Agar tidak ada lagi kata "Duh kalo nyusuin tuh ngerepotin. Gak bisa ngapa2in. Nyusuin terus" dsbnya.

Tidak ada komentar: